Profil Kelompok Tani Ngudi Makmur 1 Kampung Purwo Adi Kecamatan Trimurjo
WKPP Kampung Purwo Adi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 4 Dusun, 14 RT dan 6 RW. Secara keseluruhan, Kampung Purwo Adi memiliki luas wilayah 360 Ha yang meliputi lahan sawah 294 Ha, Tegal/Peladangan 0 Ha, Kolam 1 Ha, Pekarangan 55 Ha dan Lain Lain 10 Ha. Jenis tanah di WKPP Purwo Adi yaitu Podsolid Merah Kuning (PMK) dengan drainase sedang sampai baik dengan kedalaman olah tanah berkisar 15-20 cm dan Ph 5,5 – 6. Terletak pada ketinggian 56 meter dari permukaan laut (DPL). Kampung Purwo Adi bertopografi datar 85% dan sebagian kecil miring 15% dengan titik kemiringan 5-8%.
WKPP Kampung Purwo
Adi memiliki rata rata curah hujan (CH) tahunan berkisar antara 60 mm – 100 mm
dari hari hujan (HH) 9 hari – 10.4 hari. WKPP Purwo Adi tergolong dalam keadaan
agri klimat yang memiliki 12 bulan basah (CH lebih tinggi dari 200 mm/bulan)
dan 0 bulan kering (CH kurang 60 mm/bulan), temperatur udara antara 27◦C-32◦C.
Lahan sawah yang berada di Kampung Purwo Adi seluruhnya merupakan lahan Teknis
dengan pola tanam yang digunakan pada tahun 2018 adalah Padi –
Palawija – Padi.
Kampung Purwo Adi
memiliki total 10 Kelompok Tani dan 1 Kelompok Wanita Tani, salah satu Kelompok
Tani yang memiliki Kelas Kelompok Lanjut yaitu Kelompok Ngudi Makmur I. Ngudi
Makmur I memiliki total luas lahan 44 Ha dan anggota kelompok sejumlah 38
petani aktif. Adapun komoditas utama yang diusahakan yaitu tanaman padi.
Kelompok Ngudi Makmur I berdiri sejak tahun 1986 hingga saat ini masih sangat
aktif dalam pengelolaan kegiatannya. Adapun Kelompok Ngudi Makmur I memiliki
Nomor Registrasi KT.05/050/009/04/84/2008 dan saat
ini kelompok ini diketuai oleh Bapak Sugito serta Bapak Susianto selaku sekertaris.
Lahan Hamparan Kelompok
Pertemuan kelompok rutin dilakukan menjelang musim tanam, hal tersebut dilakukan untuk merencanakan jadwal tanam yang akan dilakukan oleh Kelompok Ngudi Makmur I. Dengan adanya rencana tanam tersebut, diharapkan mampu memanajemen tenaga dan sarana prasana yang dibutuhkan anggota kelompok dapat terdistribusi dengan baik. Antar anggota kelompok masih sangat kental budaya gotong royong dan juga tolong menolongnya. Tentu saja hal tersebut yang menjadi modal utama bagi kelompok untuk dapat aktif dan terus maju.